Saudara-Saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Selamat memasuki masa Paskah 2025. Tema Paskah PGI tahun ini adalah “Damai Sejahtera Kristus di Tengah Keluarga”. Tema ini bertolak dari Yohanes 20: 26. Dalam ayat tersebut diceritakan bahwa karena ketakutan terhadap ancaman, murid-murid Yesus menutup pintu. Tuhan Yesus yang bangkit datang dan berdiri di tengah-tengah para murid yang mengunci pintu rumah tersebut. Kepada mereka, Tuhan Yesus berkata: “Damai sejahtera bagi kamu”.
Kehadiran Kristus yang menyampaikan kedamaian sejahtera di tengah para murid yang ketakutan dan menutup pintu rumahnya menegaskan hal penting dan berharga. Damai sejahtera-Nya bukanlah sesuatu yang jauh dan abstrak. Damai sejahtera-Nya dekat dan nyata. Ia mengaruniakan kedamaian sejahtera itu di dalam rumah, di tengah keluarga. Berita Paskah membawa kabar damai sejahtera Tuhan untuk semua keluarga Kristen.
Saat Tuhan Yesus bangkit, para murid dan keluarganya mengalami ancaman. Mereka dianggap sesat. Sebagian besar orang Yahudi membenci mereka. Itu yang membuat mereka ketakutan, lalu mengunci pintu rumah tempat mereka berkumpul.
Dalam situasi seperti itu, Tuhan Yesus hadir dan mengaruniakan kedamaian sejahtera-Nya. Demi perdamaian sejahtera Kristus, hidup mereka mengalami transformasi. Mereka merasakan kuasa kebangkitan Tuhan yang ajaib. Mereka tidak lagi takut. Kehadiran Kristus di tengah mereka memampukan mereka bukan saja untuk menghadapi ancaman. Mereka bahkan bisa menjadi Saksi Tuhan di tengah ancaman. Dalam kisah Rasul diceritakan, kehadiran dan kuasa Tuhan yang memberikan kedamaian sejahtera itu memungkinkan mereka bersekutu, melayani dan berkumpul, mulai dari keluarga: “Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergiliran dan makan bersama-sama dengan gembira dan tulus hati, sambil memuji Allah dan mereka menyukai semua orang”. Karena persekutuan, pelayanan, dan bukti yang mereka lakukan, terjadi transformasi di masyarakat: semakin banyak orang yang menerima Injil Tuhan (Kis. 2:46-47).
Sidang Raya XVIII PGI di Toraja menyebutkan terjadinya krisis keluarga, yaitu “ancaman stabilitas, keseimbangan, fungsi, dan keharmonisan keluarga akibat budaya patriarki dominan, masalah ekonomi, kesehatan, konflik, dan penggunaan teknologi media sosial yang berlebihan”. Bentuk dari krisis keluarga yang muncul antara lain kekerasan dalam rumah tangga, kesulitan ekonomi, maraknya judi online, pinjaman online, termasuk di dalamnya isu kesehatan mental” (DKG, hal., 223).
Di momen Paskah tahun ini, keluarga Kristen perlu terus menghayati kehadiran dan kuasa Kristus di tengah keluarga, yang mengaruniakan kedamaian sejahtera. Dalam pemahaman seperti itu, setiap keluarga Kristen pada hakekatnya adalah gereja rumah tangga ( ecclesia domestica ). Keluarga Kristen tidak boleh membiarkan rumah mereka menjadi rumah yang penuh kekerasan, hilang harapan, dan ketidakpedulian. Sebaliknya tiap rumah tangga Kristen dipanggil untuk mengalami kedamaian sejahtera Kristus yang memampukan mereka hidup adil, damai, saling peduli, tanpa kekerasan, dan penuh harapan. Selanjutnya setiap rumah tangga Kristen yang telah mengalami kedamaian sejahtera Tuhan diajak untuk tidak menutup pintu rumahnya dan memegang Kristus hanya untuk diri mereka sendiri. Setiap rumah tangga Kristen dipanggil keluar dari pintu yang tertutup terang Kristus yang sudah bangkit (Yoh. 20:17). Semua keluarga Kristen berperan menjalankan misi Allah Trinitas di dalam kehidupannya. Allah mengaruniakan keluarga Kristen kuasa Roh Kudus untuk membagikan damai sejahtera karena kebangkitan Kristus kepada masyarakat dan alam sekitarnya (bdk. Yohanes 20:21-22). Kita prihatin dengan meningkatnya jumlah anggota keluarga yang mengalami ketidak-sehatan mental. Beberapa orang yang tidak bisa mengatasi mentalnya yang tidak sehat kemudian mengakhiri hidup. Dan ini yang membuat angka bunuh diri meningkat di Indonesia. Selain itu, terjadi juga keselarasan generasi yang membuat buruknya komunikasi antar anggota keluarga. Hal ini menjadi pengingat keras bagi gereja agar mengambil tindakan untuk mendampingi warga jemaat dengan pendekatan holistik.
Salah satu wujud damai sejahtera Kristus adalah sikap hidup yang menghargai segenap ciptaan Allah, di dalamnya adalah sikap ugahari. Setiap anggota keluarga perlu bersyukur dengan apa yang Tuhan karuniakan, saling peduli dan menguatkan sebagai anggota keluarga, solider atau mau berbagi kepada orang lain yang membutuhkan, dan memperjuangkan sistem ekonomi dan politik yang berpihak kepada kelompok yang lemah ( preferential option for the Weak ) serta melestarikan alam. Sikap tersebut relevan di tengah makin beratnya beban hidup karena krisis ekonomi global yang mengakibatkan makin mahalnya biaya hidup. Saat ini, banyak orang terjebak dalam keputusasaan, bahkan mengambil jalan pintas melakukan kekerasan atau mengakhiri hidup.
Kiranya, melalui tema perayaan Paskah ini, gereja-gereja di Indonesia dapat mendorong dan memfasilitasi anggota jemaat untuk menghidupi gereja rumah tangga ( ecclesia domestica ), sehingga keluarga-keluarga Kristen menjadi kuat diwajibkan di dalam Tuhan, menimba kekuatan iman dari kehidupan doa yang tekun dan giat belajar Firman Tuhan bersama. Dengan daya tahan iman dan kemampuan bertumbuh bersama dalam menghadapi kesulitan, keluarga Kristen dapat menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia. Teladan ini pada pencampuran pada terwujudnya Indonesia emas 2045, di mana salah satu misinya adalah terwujudnya keluarga yang berkualitas.
Selamat memasuki masa raya Paskah. Tuhan mengirimkan gereja-gereja di Indonesia dan pelayanannya di dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Atas nama
Majelis Pekerja Harian PGI
Pdt. Jacklevyn F. Manuputty
Ketua Umum
Pdt. Darwin Darmawan
Sekretaris Umum
0 Komentar