Istilah kata hoaks (hoax) yang dewasa ini banyak diperbincangkan, ternyata sudah ada sejak lama. Hanya saja mungkin tidak setenar sekarang.
Salah satu hoaks yang diperkirakan mulai muncul abad ke-18 adalah beberapa fakta mengenai peristiwa Natal. Beberapa di antaranya yang paling menonjol sebagai berikut.
Saturnalia
Hoaks yang beredar adalah Natal tanggal 25 Desember berasal dari perayaan Saturnalia.
Faktanya, berdasarkan keterangan Ambrosius Theodosius Macrobius, penganut agama pagan Saturnalia, aktivitas ini berlangsung antara tanggal 16-18 Desember.
Sol Invicti
Hoaks menyatakan kalau Natal berasal dari peringatan Winter Solstice (titik balik matahari musim dingin), yang dirayakan sebagian besar peradaban kuno, yaitu hari lahirnya dewa Matahari Romawi (sol invictus).
Faktanya peringatan Natal tidak berasal dari Winter Solstice. Winter Solstice dan ritual hari lahir dewa Matahari Roma pada abad 1-4 M dan 5 Masehi berlangsung sekitar tanggal 20-23 Desember (tergantung dari posisi geografi pengama), bukan 25 Desember.
Bahkan berdasarkan kalkulasi komputer, menunjukkan bahwa opini yang menyatakan titik balik matahari musim dingin terjadi pada tanggal 25 Desember adalah tanpa dasar dan tidak sesuai kenyataan.
Festival Terang
Hoaks menyebutkan kalau tradisi Natal berupa penyalaan Lilin Natal dan Lampu Natal, asal mulanya berasal dari Festival Kafir Musim Dingin.
Faktanya, penggunaan sumber cahaya —lilin dan lampu Natal— pada peringatan Natal Kristus berkaitan dengan Hari Raya Hanukah ((Ħánukkāh; Ibrani: חֲנֻכָּה), yaitu hari raya pentahbisan bait Allah di Yerusalem tahun 165 SM.
Festival ini disebut juga “Festival Cahaya” karena Hari Raya Ħánukkāh dirayakan dengan menyalakan lilin selama 8 (delapan) hari terus-menerus.
*) Foto: Pixabay.com/Michelle_Raponi
0 Komentar