GKJW dan PCNU Kabupaten Malang Menjunjung Tinggi Toleransi


NKRI harga mati. Pancasila dasar ideologi rakyat Indonesia. Toleransi harus dijunjung bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Terutama bagi warga Nahdliyin dan Jemaat Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW), khususnya yang ada di Kabupaten Malang. Hal ini muncul karena merebaknya isu penolakan pembangunan rumah doa Pepanthan di Desa Sumbersari, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Saat ini sudah tidak ada persoalan lagi.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PCNU Kabupaten Malang, KH Hamim Kholil. Didampingi oleh Ketua GP Ansor Kabupaten Malang, Fatkhurozi dan Ketua Majelis Agung (Sinode) GKJW, Pendeta Natael Hermawan Prianto dan Ketua Majelis Daerah Malang I, Pendeta Kukuh Iman K.

Pada Kamis (9/3/2023) pagi, di areal Masjid Agung Al-Hidayah, Karangploso, Ketua Majelis Agung (Sinode) GKJW, Pendeta Natael Hermawan Prianto, bersama Ketua Majelis Daerah Malang I, Pendeta Kukuh Iman K, menggelar pertemuan dengan jajaran Pengurus  PC GP Anshor Kabupaten Malang.

Dalam kesempatan tersebut Gus Fatkhurrozi, menyampaikan permasalah yang terjadi di Desa Sumbersari, Kecamatan Gedangan. Kedua belah pihak saling meminta maaf atas munculnya isu yang berkembang. “Karena kondisi dibawah aman dan sangat kondusif. Jauh berbeda dengan isu yang berkembang di media sosial,” jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak saling menyampaikan rasa keprihatinan dan permintaan maaf masing-masing atas masalah pembangunan Pepanthan Sumbersari yang sempat viral di media sosial dan banyak beredar pemberitaan di media arus utama soal penolakan.

 

“Sebenarnya, hanya terjadi kesalah pahaman antara pihak Pengurus Ranting NU setempat dan pihak jemaat GKJW. Akhirnya terjadi pemberhentian pembangunan rumah doa. Saya sangat bersyukur apabila kemudian masalah tersebut sudah diselesaikan dengan cara yang penuh suasana kekeluargaan melalui beberapa kali mediasi,” jelas Ketua Majelis Agung (Sinode) GKJW, Pendeta Natael Hermawan Prianto.

Beredar di media sosial dan media arus utama (mainstream), pada 20 Januari 2023, pengurus NU ranting Sumberejo sempat mengeluarkan surat penolakan terhadap pendirian rumah doa Pepanthan Sumbersari karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak.

“Akan tetapi setelah kedua belah saling melakukan klarifikasi satu sama lain, maka lahirlah pemahaman yang sama. Hingga akhirnya, pengurus Ranting NU Desa Sumberejo, sudah mencabut suratnya yang terdahulu pada 7 Maret 2023. Sedangkan bangunan rumah doa Pepanthan Sumbersari  yang tadinya sempat terhenti, dapat dilanjutkan prosesnya dengan mentaati peraturan yang ditetapkan pemerintah,” terang Pendeta Natael.

 

Saat itu, Ketua Majelis Agung GKJW  menyampaikan permohonan kepada segenap warga NU, keluarga besar NU di Kabupaten Malang, Ketua PCNU Kabupaten Malang, Ketua dan pengurus PC GP Ansor dan Banser Kabupaten Malang. “GKJW bersaudara dengan NU. bersama-sama menjaga NKRI dan Pancasila,” tambah Pendeta Natael, saat itu.

Pihaknya juga meminta PCNU Kabupaten Malang bersama GP Ansor dan Banser bersama mengawal proses pembangunan rumah doa Pepanthan Sumbersari. Hal tersebut disambut baik oleh pihak PCNU dan PC GP Ansor Kabupeten Malang. “Terima kasih warga NU, PCNU Kabupaten Malang dan GP Ansor dan Banser Kabupaten Malang,” katanya.

Selain itu, Pendeta Natael juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pemerhati kerukunan yang turut berjuang dalam masalah ini. Terutama lingkungan masyarakat sekitar Desa Sumberejo, Kepala Desa Sumberejo, Camat Gedangan, Danramil Gedangan, FKUB, MWC NU Gedangan, Ranting NU Sumberjo serta warga Jemaat Suwaru-Pepanthan Sumberejo.

KH Hamim Kholili dalam kesempatan itu menyampaikan, bahwa menjaga kedamaian, kondusifitas dan harmoni di Kabupaten Malang antar sesama dan bahkan antar umat beragama, sudah menjadi tugas dan kewajiban Nahdlatul Ulama (NU) dan GP ansor. “NU sangat memegang jiwa toleransi. GKJW dan NU bersaudara. Begitu KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mengajarkan kepada warga NU,” jelas Kiai Hamim.

Jika sempat ada isu penolakan, yang utama masyarakat dibawah tetap aman dan kondusif. Hal itu bukti bahwa tidak ada persoalan apapun di tingkat bawah. “Kedepannya, mari kita jaga situasi aman dan kondusif. Jangan mau dipecah belah. Jaga NKRI dan Pancasila. Utamakan jiwa toleransi,” tutupnya.



Posting Komentar

0 Komentar