![]() |
Mbak Endah, Mbak Tyas, Wiryo Widianto, dr. Heri Wibowo,
Gus Aan Anshori, dan dr. Irwan Kristyono; bersama berbagi informasi dan pengalaman |
Zendings Ziekenhuis te Mojowarno. Begitulah nama awal dari rumah sakit yang diinisiasi oleh Johannes Jan Kruyt. Ia adalah seorang misionaris Belanda, ayah dari Arie Kruyt yang mempelopori berdirinya Rumah Sakit ini.
Walaupun demikian, kelak institusi kesehatan yang kini bernaung di bawah Yayasan Kesehatan GKJW (Greja Kristen Jawi Wetan) menjadi cikal bakal berdirinya RSK lainnya di Jawa Timur. Dokter pribumi pertama yang berjasa di RSKM yaitu dr. Ismael. Terhitung rentang perjalanan waktu sejak berdirinya, sudah tak terhitung lagi banyaknya orang yang menjadi saksi hidup.
Ya, sungguh tak terasa. Tanggal 6 Juni 1894 adalah titik awal pelayanan kesehatan bermula. Kini, di tahun 2024, Rumah Sakit Kristen Mojowarno (RSKM) genap berusia 130 tahun.
Mensyukuri atas penyertaan karya Tuhan, pada Rabu malam lalu (22 Mei 2024), panitia HUT RSKM menggelar acara “Cangkrukan 130 tahun RSKM; Doeloe. Sekarang dan Masa Depan”. Bertempat di ruang pertemuan dr.Soedjatmoko, mencoba mengenang kembali jejak sejarah dan harapan bagi keberadaan RSKM bagi sesame.
Hadir dalam acara talk show malam itu, ada beberapa mantan karyawan, para pendeta se-Majelis Daerah (MD) Jombang Surabaya Barat, para pendeta emiritus (purna tugas) yang berdomisili di Mojowarno, para dokter, dan pengurus RSKM. Di samping itu, ada Camat Mojowarno, Kapolsek Mojowarno Danramil Mojowarno, Kepala Desa Mojowangi dan Mojowarno, serta jajaran Forkopimcam. Terdapat juga Komunitas Pemerhati Sejarah (Jombang, Mojokerto dan Surabaya), Gusdurian serta awak media dan juga tamu lain dari warga.
Meskipun temanya formal, namun acara terasa gayeng dan santai. Mengambil nuansa tradisional Jawa, penyanyi dari RSKM Mbak Anjar melantunkan lagu-lagu Jawa. Lengkap dengan jamuan makanan ala angkringan, wedangan dan nasi lodeh khas daerah Jombangan.
Kegiatan ini terlebih dulu diawali dengan doa, yang dipimpin oleh Pdt. Dyah Eka Siwi. Sedangkan kata sambutan dilakukan oleh dr. Heri Wibowo, M.Kes, direktur RSKM.
Dengan duet MC yang dipandu Mbak Tyas dan Mbak Endah, bincang santai menghadirkan beberapa narasumber. Di antaranya: Wiryo Widianto, MM, penulis dan pemerhati sejarah. Muhammad Aan Anshori, A.Md. S.H., M.H., nahdiyin sekaligus aktifis Gusdurian. dr. Irwan Kristyono, Sp. THT-KL(K) dari Yayasan Kesehatan GKJW. Heri Wibowo, M.Kes, direktur RSKM.
![]() |
Direktur RSKM dr. Heri Wibowo, M.Kes menyambut para hadirin |
Dalam sambutannya, Heri Wibowo menyapa ramah para hadirin dengan menggunakan bahasa Jawa. Dalam pandangannya, RSKM ini mengacu pada Green Heritage Hospital, yaitu semangat cinta kasih. Dalam menjalankan misinya, RSKM berlandaskan pada 6B OK, yaitu: dengan: Berakar (pada Sejarah), Bertumbuh, Berkarya, Berbuah, Berbagi, Bersama oleh karena Kristus.
Harapannya, agar setiap orang yang terlibat dalam pelayanan di RSKM dapat terlibat dengan tetap semangat. Sebab ada banyak tantangan yang dihadapi. “Ini semua adalah pemberian dari Kristus. Jadi kita harus bisa merawat dan mengembangkannya untuk kemajuan RSKM tercinta/”
Hal ini sejalan dengan paparan dr. Irwan Kristyono. Keberadaan RSKM adalah untuk menyatakan kasih Allah kepada manusia dalam bidang kesehatan. Dalam 130 tahun usianya, pelayanan yang dilakukan harus holistik (menyeluruh), Berfokus pada semua lapisan masyarakat. Bermutu secara layanan lewat akreditasi dan fasilitas yang makin berbenah lebih baik. Tak lupa, karyawan juga bisa main sejahtera.
“RSKM adalah salah satu bukti etalase keberagaman. Data mencatat, justru 95% pasien yang datang adalah saudara kami umat muslim. Sementara untuk karyawan, ada sekitar 20% beragama non-Kristen.”
Ada harapan dan doa bahwa RSKM ke depan bisa menjadi lebih baik dalam melayani masyarakat. Salah satunya dengan didukung oleh fasilitas dan layanan yang bermutu.
Pdt. Em. Bambang Margono bercerita tentang RSKM masa agresi 1948
Dalam kemasan acara yang dibuat santai dan humor ala cangkrukan, sebelum berlangsungnya sesi tanya jawab, ada pemutaran rekaman video RSKM masa lalu. Kemudian baru dilanutkan diskusi tentang sejarah RSKM di masa dulu, sekarang dan masa depan.
Wiryo Widianto yang mengupas dari sisi sejarah mengungkapkan, peletak dasar berdirinya RSKM bermula dari para zendeling. Antara lain zaman Pdt. Jellesma dan J. Kruijt. Ada kerjasama yang baik antara pemimpin gereja, kepala desa dan bupati serta pemimpin pabrik gula dan perkebunan kopi.
Johannes Kruijt dalam pidato peresmian Gedung RSKM tahun 1894 mengatakan: “Rumah sakit ini akan memberi pengobatan kepada orang miskin tanpa membedakan agamanya”. Artinya, meskipun kala itu Mojowarno didominasi masyarakat Kristen, tetapi pelayanan kesehatan ini terbuka bagi siapa saja. Tanpa membedakan kelas sosial dan apapun kepercayaannya.
Terkait hal tersebut, Gus Aan Anshori menambahkan bahwa dalam membangun RSKM, ada pula peran dari orang-orang Islam di dalamnya; terutama para pegawai negeri dan Masjid. Apalagi pasien yang dilayani, sebagian besar adalah orang-orang Islam.
Oleh karenanya, ia berharap, pihak RS juga bisa lebih terbuka dan toleran. Maksudnya, karyawan tidak semuanya beragama Kristen, tapi ada juga kesempatan bagi muslimin untuk bisa terlibat di dalamnya. Di samping itu juga membangun sekolah di bidang medis agar bisa lebih berkembang lagi.
Di akhir acara, ada pembagian 10 buah doorprize (hadiah) untuk para peserta yang aktif bertanya dan bisa menjawab pertanyaan narasumber. Doorprize ini adalah bentuk ucapan terima kasih dari RSKM kepada para peserta cangkrukan sejarah RSKM pada malam itu.
Penyerahan doorprize kepada para tamu
Sebagai harapan bersama, agar kegiatan semacam
ini dapat sering dilaksanakan, terutama untuk menjangkau kaum muda. Agar mereka
tetap mengingat sejarah yang pernah ada.
Penabur/tim
0 Komentar