Foto Bersama di Depan Rumah Ibadah Tiga Agama
SILI ini sendiri bukan merupakan gagasan yang tiba-tiba muncul. Pada era 1980-an dan 1990-an, mantan ketua umum sinode GKJW Pdt. Sri Wismoady Wahono merintis kegiatan dialog antara GKJW dengan umat agama lainnya. Salah satu kebijakan yang dilakukannya ialah dengan mengundang K.H Abdurahman Wahid (Gus Dur) menjadi pengajar para calon pendeta GKJW.
Selanjutnya, GKJW melalui Institut Pendidikan Theologia (IPTh.) Balewiyata sejak awal dekade 2000-an mengadakan Studi Intensif Kristen Islam (SIKI). SIKI biasanya mengundang peserta dari kalangan mahasiswa atau pemuda. Hanya saja untuk SILI tahun 2024 ini, GKJW mengambil kebijakan yang berbeda dengan mengundang remaja sebagai peserta.
Peserta Membersihkan Halaman Masjid
Disamping itu, GKJW memilih Desa Besowo juga bukan tanpa alasan. Sebab desa yang terletak sekitar empat kilometer di sebelah utara puncak Gunung Kelud ini dihuni oleh masyarakat dari tiga agama, yaitu Islam, Kristen dan Hindu. Keberagaman sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Malahan di tempat berlangsungnya acara yaitu SDN Besowo 2 terdapat tiga tempat ibadah, yaitu mushola, gereja dan pura.
Para Peserta Berfoto Setelah Membersihkan Pura
Kegiatan SILI ini diikuti oleh 66 remaja lintas iman. Terdiri dari 22 orang remaja Kristen yang berasal dari Kota dan Kabupaten Kediri. Selanjutnya ada 10 orang remaja Islam, 28 dari Hindu dan 3 dari Katolik. Sementara dari penganut aliran kepercayaan Sapto Darmo ada 3 orang. Para remaja Islam, Katolik, Hindu dan Sapto Darmo ini berasal dari Desa Besowo dan desa-desa sekitarnya.
Doa Bersama Dipimpin Salah Satu Peserta SILI
SILI edisi tahun ini bertemakan "Mbangun Paseduluran" atau membangun persaudaraan. Sementara tujuan dari diadakannya SILI ini adalah untuk merawat persaudaraan antarumat beragama. Disamping itu juga untuk menciptakan pelopor-pelopor toleransi beragama. Harapannya, para peserta SILI ini, saat kembali ke komunitasnya, akan dapat membantu merawat kemajemukan.
Pdt. Gideon sedang Memimpin Diskusi
Selama dua hari pelaksanaan SILI, diisi dengan berbagai acara. Seperti diskusi pertama dengan judul: "Kenali, Pahami, Hormati: Hidup di Bumi yang Sama" dan diskusi kedua dengan judul: "Bersama Tidak Harus Sama: Bernafas dengan Udara yang Sama." Para peserta juga mendengarkan pemaparan materi dari beberapa tokoh agama. Mereka adalah Pdt. Bram Karismatius, Pdt. Chrysta Andrea serta Pdt. Gideon Hendro Buwono dari GKJW.
Tokoh lainnya yang menjadi pembicara ialah Gus Ali dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kediri, Yuliono dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), tokoh Katolik, tokoh Hindu dan tokoh Sapto Darma setempat. Panitia juga mengundang Dr. Taufik dari Institut Agama Islam Indonesia (IAIN) Kediri sebagai pembicara dari kalangan akademisi. Hadir pula Julia, pemudi asal Jerman yang ditugaskan oleh lembaga misi United Evangelical Mission (UEM) untuk menjadi sukarelawan di GKJW.
Peserta sedang Memasang Bronjong di Sungai
Pada SILI ini, para peserta tak hanya mendengarkan ceramah saja. Mereka juga ikut dalam kegiatan yang bersifat memupuk kebersamaan. Seperti gelar talenta peserta dan aksi sosial di salah satu sungai di Desa Besowo. Tak lupa juga mereka membersihkan tempat ibadah yang ada di Desa Besowo dan mengunjungi makam sesepuh atau tetua Desa Besowo.
Peserta berada di Depan Makam Sesepuh Desa Besowo
*Foto: Panitia SILI
0 Komentar