JAKARTA,PGI.OR.ID-Jelang perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan Pesan Pastoral dalam komprensi pers di Media Center PGI, Jalan Salemba Raya 10, Jakarta, Selasa (25/ 24/11). Pada kesempatan itu, Sekretaris Eksekutif bidang Keadilan dan Perdamaian (KP) PGI, Pdt. Henrek Lokra menyampaikan bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 sebagai hajatan demokrasi terbesar bangsa Indonesia telah berlangsung melalui pemungutan suara pada 14 Februari 2024 lalu. Sebagai warga bangsa kita bersyukur karena tahapan demokrasi telah berlangsung dan rakyat telah menentukan pilihan mereka. Kita juga bersyukur dan mendoakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabumi Raka dengan kabinet Merah Putih, kiranya dapat bekerja melayani masyarakat secara adil dan Sejahtera.
Kini kita memasuki tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 545 daerah (provinsi, kabupaten dan kota) di seluruh wilayah Indonesia. Pilkada adalah bagian dari Pembangunan Demokrasi untuk memilih kepala daerah (gubernur, bupati dan walikota), secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Untuk itu, PGI mendorong seluruh warga gereja untuk mendoakan kesuksesan Pilkada dan menggunakan hak pilih dalam Pilkada yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024.
PGI kembali mengingatkan kepada segenap warga gereja dan warga negara untuk menolak dengan tegas 'politik uang' yang berpotensi terjadi melalui 'serangan fajar' saat pemungutan suara akan berlangsung; juga potensi terjadinya politisasi identitas yang kian marak dikapitalisasi untuk kepentingan elektoral dari pasangan calon dalam pilkada. Ini adalah cara politik yang tidak beretika dan bermoral yang akan berdampak pada banyak aspek dalam pemajuan demokrasi dan pembangunan masyarakat.
Mengingat pentingnya pembangunan demokrasi di Indonesia, maka pada kesempatan ini PGI ingin mewujudkan beberapa pemikiran pokok dalam Pesan Pastoral Pilkada sebagai berikut:
01. Mendorong warga gereja dan warga bangsa berdoa dalam penyelenggaraan pesta demokrasi melalui Pilkada agar berlangsung aman dan damai. Gunakan hak pilih saudara secara bertanggung jawab dengan memilih kepala daerah dan waki kepala daerah yang toleran, inklusif dan bermoral. Ingatlah bahwa partisipasi saudara – saudara dalam Pemilu tidaklah semata-mata merupakan panggilan kebangsaan, tetapi juga panggilan iman dan pengutusan untuk menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13-16).
02. Pastikan calon pemimpin adalah orang yang berkarakter nasionalis dan taat pada Pancasila dan UUD 1945. Dalam menyelaraskan visi dan misinya tidak berperilaku diskriminasi dan intoleran terhadap isu agama, suku, ras, antar golongan, gender, dan kelompok rentan, memperhatikan juga rekam jejak calon calon pemimpin. calon pemimpin. pemimpin tersebut.
03. Tolak segala bentuk bujukan dan rayuan dengan uang atau janji – janji yang biasanya dilakukan untuk 'membeli' suara saudara guna memenangkan calon pasangan tertentu. Ini adalah praktik paling buruk dan mencapai harkat dan martabat masyarakat yang memberi amanah kepada para pemimpin. Sudah pasti para pemimpin seperti itu, tidak akan mempedulikan kemaslahatan masyarakat banyak dan hanya akan mengumpulkan pundi-pundi kekayaan diri dan kelompoknya sendiri. Kitab Suci dengan tegas menolak praktik suap dan korupsi. Dalam Keluaran 23:8 tertulis: “suap jangan kau terima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.”
04. Kami mendorong para penyelenggara (KPUD dan Bawaslu) serta aparat pemerintah untuk dapat mengawal jalannya Pilkada dengan baik. Kami menolak segala bentuk intimidasi dan penggunaan kekuasaan secara semena-mena untuk memanipulasi suara rakyat. Pilkada adalah sebuah proses konstitusional yang tidak bisa dicederai dan dirusak dengan cara-cara inkonstitusional.
05. Kami juga menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar dapat memutarbalikkan Pilkada agar berlangsung jujur, adil, dan seimbang.
06. Kami menyampaikan selamat berkontestasi secara demokratis dan kreatif kepada semua calon kepala daerah. Jadilah pemimpin yang bijaksana dan melayani semua warga negara secara setara dan seimbang.
Demikian pesan pastoral ini kami sampaikan kepada warga gereja dan seluruh masyarakat yang berkehendak baik bagi pembangunan bangsa dan negara yang adil dan sejahtera. “Jika orang-orang benar-benar bertambah, memiculah rakyat, tetapi jika orang-orang fasik memerintah berkeluh-kesalahan rakyat” (Amsal 29:2).
Pewarta: Markus Saragih
Siaran Pers Pesan Pastoral PGI Jelang Pilkada 2024
0 Komentar