Tahun 2025 menjadi momen bahagia bagi Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Saat ini merayakan usia ke-75 tahun sejak didirikan pada 25 Mei 1950.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu, 5 Maret 2025 silam, Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan menegaskan bahwa perayaan ini bukan sekadar seremoni. Namun juga sebuah momentum refleksi bagi gereja-gereja di Indonesia. Agar mereka semakin tangguh dan relevan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
Lima Krisis yang Dihadapi Gereja dan Bangsa
Dalam peringatan ini, PGI menyoroti lima krisis utama yang menjadi tantangan bagi gereja serta masyarakat:
Pertama, Krisis Kesatuan Gereja. Ego sektoral masih menjadi penghalang bagi persatuan gereja-gereja di Indonesia, sehingga kesatuan tubuh Kristus perlu terus diperjuangkan.
Kedua, Krisis Ekologi. Pemanasan global semakin berdampak nyata. Jika tidak ada tindakan nyata, krisis lingkungan akan semakin memburuk.
Ketiga, Krisis Keluarga. Isu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), perlindungan hak perempuan dan anak, serta kerapuhan keluarga menjadi perhatian serius yang harus direspon gereja.
Keempat, Krisis Pendidikan. Tingkat literasi masyarakat yang rendah mendorong gereja untuk lebih aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kelima, Tantangan Teknologi dan AI. Perkembangan Kecerdasan Buatan (AI) menjadi peluang sekaligus tantangan. Gereja harus siap beradaptasi agar teknologi digunakan untuk kebaikan, dan bukan ancaman bagi iman dan kehidupan.
0 Komentar