Kalau diperhatikan, pada saat Natal, ada dua warna paling dominan, yaitu hijau dan merah. Sebernarnya, dari mana tradisi ini berasal dan apa maknanya?
Setidaknya, ada dua keyakinan yang sangat lama (kuno) mengenai asal-usul warna khas perayaan Natal tradisional tersebut. Pertama, didasarkan pada iman Kristen. Kedua, didasarkan pada fakta sejarah.
Christian Belief (Iman Kristen)
Warna hijau adalah representasi alami dari kehidupan kekal, khususnya tentang pohon Cemara yang dapat bertahan hidup selama musim dingin. Itulah sebabnya, dalam keyakinan Kristen, hijau dipandang mewakili kehidupan kekal Yesus Kristus.
Sedangkan, warna merah melambangkan darah Kristus yang ditumpahkan saat penyaliban-Nya. Darah yang juga membawa misi keselamatan kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Fakta dalam Sejarah
Sekitar abad ke-14, secara tradisional setiap tanggal 24 Desember, gereja mengadakan pertunjukkan tentang kisah Adam dan Hawa beserta Taman Eden yang mereka huni.
Pada masa tersebut, penduduk mengikatkan buah apel ke cabang-cabang pohon pinus. Hal ini untuk sekadar mengingatkan tentang buah terlarang dalam kisah Adam dan Hawa.
Para penduduk menggunakan pinus tersebut untuk mewakili Pohon Baik dan Jahat. Kebiasaan tersebut kemudian berlanjut dan telah menjadi tradisi umum di kalangan gereja. Hingga pada akhirnya, mereka pun mulai memakai “Pohon Natal” yang ditampilkan setiap tahunnya.
Selanjutnya, dengan mengikuti contoh yang ada di gereja, orang-orang mulai merakit pohon pinus di rumah mereka dan menghiasinya dengan apel merah.
Tindakan inilah yang lantas memperkenalkan dua tradisi modern sekaligus: “Pohon Natal dan Warna Natal”, yaitu hijau diwakili pohon pinus dan merah diwakili buah apel.
*) Foto ilustrasi: Pixabay.com/Jill Wellington
0 Komentar