Hentikan Perang Demi Masa Depan Anak Anak Kita

Gadis-gadis berjalan ke sekolah di Kauda, ​​sebuah desa di Pegunungan Nuba, Sudan. Daerah tersebut dikendalikan oleh Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara yang sering diserang oleh militer Sudan. Gereja Katolik mensponsori sekolah dan fasilitas perawatan kesehatan di seluruh wilayah yang dilanda perang. Photo : Paul Jeffrey/Life on Earth

 

Demikian seruan dari Kantor Kepemudaan Dewan Gereja Sudan, Youth Office of the Sudan Council of Churches (SCC) dalam menanggapi situasi konflik di Negara tersebut.

Statement pada 21 April 2023 The Youth Office of the Sudan Council of Churches antara lain :

Alkitab berkata:  jika umat-Ku, yang disebut dengan nama-Ku, merendahkan diri dan berdoa dan mencari wajah-Ku dan berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari surga, dan Aku akan mengampuni dosa mereka dan akan memulihkan negeri mereka . ” 2 Tawarikh 7:14

Hari-hari ini, sejak minggu lalu, negara kita sedang mengalami saat-saat sejarah yang sulit yang menentukan nasib kita karena peristiwa yang terus menerus terjadi antara kedua belah pihak. Masa-masa berdarah akibat bentrokan antara tentara dan Pasukan Pendukung Cepat, peristiwa ini menyebabkan terbunuhnya banyak putra putri satu negara dan pemindahan ratusan warga ke tempat berbeda. Perang ini mengakibatkan banyak lembaga kemanusiaan keluar dari pelayanan, seperti rumah sakit, pasar, penutupan jalan, menghentikan pendidikan, ....dll

Bagaimana dengan kita yang sakit dan terluka!

Bagaimana dengan masa depan anak-anak kita!

Sudan menjadi perhatian kita semua!

Oleh karena itu, sebagai prakarsa pemuda Dewan Gereja Sudan, kami meminta kedua pihak yang berkonflik dan mendesak para mitra untuk menghentikan perang.

 

Seperti diketahui konflik di Sudan semakin memanas. Pemerintah Indonesia terus mengevakuasi WNI yang tinggal di Sudan. Data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum, terdapat 1.209 WNI yang tinggal di Sudan, mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa.

“Persiapan evakuasi terus dimatangkan sambil menunggu saat yang tepat untuk bisa melakukan evakuasi dengan tetap mempertimbangkan keselamatan WNI,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (20/04/20230.

Dari laman BBC, Selasa (25/4/2023) penyebab perang Sudan berawal ketika dilanda kudeta tahun 2021. Saat itu, Sudan dijalankan oleh dewan jenderal yang dipimpin oleh dua orang petinggi militer, yang  menjadi perselisihan ini. Mereka adalah Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala angkatan bersenjata dan presiden negara itu dan wakilnya serta pemimpin RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, lebih dikenal dengan nama Hemedti. Masalah utama adalah rencana untuk memasukkan sekitar 100.000 Rapid Support Forces (RSF) ke dalam tubuh tentara, dan siapa yang kemudian akan memimpin pasukan baru tersebut.

Paus Fransiskus pada Hari Minggu lalu juga menyerukan, dialog antara faksi-faksi militer yang bertikai di Sudan saat pertempuran berdarah memasuki pekan kedua.

“Sayangnya situasinya tetap memburuk di Sudan. Itulah mengapa saya memperbaharui seruan saya agar kekerasan dihentikan secepat mungkin dan dialog dilanjutkan. Saya mengajak semua orang berdoa bagi saudara dan saudari kita di Sudan,”  kata Paus dalam Doa Angelus Hari Minggu di Lapangan Santo Petrus di Roma.

Posting Komentar

0 Komentar