Majelis Pendidikan Kristen (MPK) di Indonesia bersama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), kembali menginisiasi kegiatan Konferensi Nasional Gereja dan Pendidikan 2023. Acara ini berlangsung di Jakarta pada Selasa (25/07/2023), dengan dihadiri 555 peserta dari 252 institusi Kristen se-Indonesia..
Menko PMK Muhadjir Effendy, dan mantan Menperdag 2016–2019 Enggartiasto Lukita turut hadir di dalamnya. Juga Ketum PGI Pdt. Gomar Gultom, Ketua Panitia Johan Tumanduk, Ketua Yayasan Penabur, Pimpjnan Sinode Gereja, Rektor PTKK, Pengurus Yayasan, serta pengurus Majelis Pendidikan Kristen Wilayah (MPKW) se-Indonesia.
Adapun yang mewakili Menteri Agama (Menag) adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen (Dirjen Bimas Kristen), Jeane Marie Tulung. Menurutnya, mayoritas sekolah Kristen di Indonesia saat ini masih dalam kondisi memprihatinkan, sehingga memerlukan perhatian dan peran semua pihak. Harapannya agar sekolah-sekolah tersebut tidak saja dapat bertahan, tetapi secara gradual mutunya juga dapat meningkat.
Sinergi dan Pengabdian Terbaik
Pelaksanaan kegiatan seperti ini sangat penting dan strategis karena dapat mempertemukan pemerintah, sinode, perguruan tinggi, yayasan, dunia usaha. Termasuk juga adalah media massa dan orang tua.
Ditandaskan oleh Jeane, “Hati dan pikiran kita perlu tegak lurus pada pengabdian terbaik bagi jemaat, umat, masyarakat, bangsa dan negara.”
Oleh karena itu, “Mari kita satukan langkah dalam langkah yang lebih sinergis kolaboratif, dan berkelanjutan di masa mendatang,” imbuhnya.
Pada perkembangan terkini, Ditjen Bimas Kristen tengah berupaya agar dalam satuan pendidikan kegamaan Kristen terdapat guru agama, guru kelas, guru mata pelajaran yang diangkat menjadi ASN.
“Kita memiliki kerinduan untuk membuka Sekolah Dasar Kristen Negeri (SDKN), Sekolah Menengah Pertama Kristen Negeri (SMPKN), Sekolah Menengah Agama Kristen Negeri (SMAKN), dan juga Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Negeri (PTTKN). Keberadaan sekolah tersebut, terutama yang berada di kantong-kantong agama Kristen, agar terakomodir pengangkatan tenaga pendidik dimaksud,” tambah Dirjen lagi.
Sebagai langkah usaha perintisan, yang sudah dilakukan di antaranya soal pemberian ijin Sekolah Keagamaan Kristen Swasta baru. Demikian juga dengan alih status sekolah dan Perguruan Tinggi Kristen dari swasta menjadi negeri. Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, telah menandatangani SK Pembentukan Tim Alih Status dan Penegerian Satuan Pendidikan Keagamaan Kristen Negeri dan PTKKN.
Semua kebijakan strategis itu bukan saja demi menjalankan amanat Undang-Undang untuk membuka akses mutu relevansi dan daya saing umat Kristen. Tetapi itu juga menjadi tanggung jawab moral dan keharusan teologis. “Dengan langkah yang diambil itu, kita berharap dapat menolong umat Kristen agar mereka mampu memperbaiki nasibnya dalam melakukan mobilitas horizontal, vertikal dan diaspora dalam menunaikan tugas profesionalnya dan menghaturkan dharma bhaktinya,” terang Jeane.
Dirjen mengingatkan bahwa untuk mencapai itu semua, perlu dukungan. “Hal ini tidak dapat dikerjakan sendiri, dan mendorong kerjasama pentahelix. Sehingga apa yang diprogramkan dapat disinergikan dengan para pihak dan dapat lebih luas jangkauan serta manfaat yang diperoleh.
“Melalui konferensi ini telah tepat waktunya menjalin kerjasama multi pihak demi mengatasi mutu pendidikan keagamaan Kristen ini. Mulai dari terkecill di tingkkat PAUD hingga PTKKN,” harap Jeane.
Pada pesan penutupnya, Dirjen mengingatkan soal era transformasi digital yang semakin maju. Menjadi semakin penting dalam memastikan perkembangan sekolah Kristen menuju transformasi yang berhasil.
Beberapa aspek yang ditekankan terkait dengan hal tersebut adalah: pengembangan kurikulum yang relevan, peningkatan kompetensi guru dan dosen, pemberdayaan peserta didik sebagai creator konten, memperluas jangkauan pembelajaran, serta investasi dalam teknologi, dan sumber daya.
“Melalui kolaborasi yang baik, kiranya Lembaga Pendidikan Keagamaan Kristen dapat melangkah maju menuju transformasi digital yang berhasil. Untuk melahirkan generasi muda yang kompeten dalam menghadapi tantangan di masa depan,” pungkasnya.
Penabur/end
Sumber naskah dan foto: bimaskristen.kemenag.go.id
0 Komentar