Menanam Kopi di Kebun Bersama

Penanaman kopi pagi tadi, di lahan Pak Ponimin untuk program Kebun Bersama Jemaat Kucur, 17/12/2023. Dibuka dengan doa tanam oleh Bu .Pdt. Nicky Widyaningrum.

Lahan itu, berada di kawasan milik Perhutani. Disewa atas nama salah satu warga jemaah, Pak PoniminKarena faktor usia serta sudah punya lahan garapan lain, beliau tidak mampu mengarapnya.
Lahan bongkor. Dijadikan lahan untuk program Kebun Bersama yang dikelola oleh Jemaat Kucur. Digarap dengan sistem bagi hasil.

Setidaknya untuk membantu kemandirian jemaat yang tak punya lahan jemaat. Karena mayoritas warganya berprofesi sebagai petani gurem dan buruh tani. Sedianya, program itu ditujukan untuk merangkul pemuda. Salah satu upaya melahirkan petani milenial. Nampaknya, banyak pemuda yang memilih profesi lain, di luar bidang pertanian. Alhasil, digarap sendiri oleh kelompok bapak bapak. Sekaligus, merawat semangat gotong royong,serta merintis nilai solidaritas (bela rasa). 

Ini lagi berangan, membuat program 'kebun asuh'. Semacam program anak asuh, crowdfunding untuk pembiayaan pemeliharaan tanaman dan bagi hasil. Siapa yang tahu, ada peluang jemaat perkotaan yang berminat bergandeng tangan..
Selesai tanam kopi, agak sore ngobrol bareng mas Wahyudi Wibiwo, dosen Universitas Widya Mandala (UWM) Surabaya , mbak Yayun Yunita dosen Universitas Brawijaya, mas Pranoto (dr.hewan) dan mbak Visi, dosen Universitas Widya Mandala, Surabaya.
Ngobrol ngalor ngidul, di teras gereja Jemaat Kucur, ditemani bu Ndhita Mari Olvi. 
Salah satunya, ide membuat website pemasaran bersama. Siapa tahu, website itu, bisa menjadi 'toko virtual' atau toko online bersama. Di sisi lain, tentu saja, diusahakan galeri 'offline'. Gagasan tersebut, akan diusahakan menjadi usulan untuk disampaikan kepada Kemendikbud-Ristek, melalui salah satu skim program penelitian atau pengabdian masyarakat. Setapak demi rangkaian, mulai dibukakan pintu. Semoga menjadi berkah. Rahayu. 


Trianom Suryandaru

Posting Komentar

0 Komentar