Natal Sunyi Senyap di Betlehem

Gereja Kelahiran alias Nativity Church di Betlehem (gambar: Wikipedia)

Tinggal hitungan jam, Natal 25 Desember tiba. Namun tak seperti biasa, tahun ini tak ada lagi kemeriahan yang bisa dirasakan warga dan turis dari berbagi belahan dunia yang datang berkunjung ke Bethlehem.

Pasalnya, tahun ini menjadi Natal yang senyap. Ini bakal dirasakan oleh 182.000 warga umat Kristen di Israel, 50.000 warga Kristen di Tepi Barat dan Jerusalem, serta 1.300 orang di Gaza. Tidak ada perayaan Natal di wilayah itu. Pemimpin gereja besar di Yerusalem sudah jauh hari pada November 2023 mengabarkan berita ini

Ya, sebagaimana diketahui bersama, pada menyambut bulan Desember biasanya terdapat perayaan penyalaan lampu pada pohon Natal raksasa yang berada di Lapangan Manger (Manger Square). Sebuah tempat yang berada tepat di depan Gereja Nativity atau gereja yang diyakini tempat kelahiran Yesus Kristus.

Maka dengan adanya pengumuman resmi tidak ada perayaan Natal, maka tidak ada lagi lampu terang warna-warni yang meriah, yang dapat dinikmati. Tak ada lagi terdengar lagu-lagu bernuansa Natal yang dinyanyikan di atas panggung.

Tradisi menyalakan pohon Natal di Manger Square, lapangan di luar Gereja Kelahiran Yesus di Bethlehem. Kemeriahan ini tidak bisa lagi dinikmati di tahun 2023 (foto: Reuters)

Perang yang terjadi antara Hamas dan Israel, yang meletus sejak 7 Oktober 2023 lalu, mendorong pemimpin kota Bethlehem.membuat keputusan yang bisa jadi mengecewakan bagi sebagaian orang. “Tidak ada perayaan Natal di Bethlehem!” Begitulah barangkali pesan singkatnya .

”Perekonomian memang sedang memburuk. Namun, jika kita membandingkannya dengan apa yang tengah terjadi pada rakyat kami dan di Gaza, hal itu tidak ada apa-apanya,” ujar Walikota Bethlehem Hana Haniyeh.

Sejak meletus hampir 2,5 bulan lalu, perang Hamas-Israel telah menewaskan 18.700 warga Palestina dan melukai 50.000 warga Palestina di Jalur Gaza dan sekitar 85 persen dari 2,3 juta jiwa penduduk Gaza mengungsi.

Sedangkan di sisi Israel, sekitar 1.200 orang yang sebagian besar warga sipil tewas. Lalu, sekitar 240 orang disandera Hamas, dan sebagian di antaranya sudah dibebaskan dalam jeda pertempuran pada akhir November 2023.

Keputusan untuk tidak menyelenggarakan perayaan Natal tahun ini membuat Bethlehem semakin tidak berdaya. Sebelum perang, setiap tahun kemeriahan perayaan Natal di Bethlehem selalu menarik perhatian ribuan pengunjung dari berbagai penjuru dunia untuk datang.

Perayaan Natal tahunan itu sendiri rutin digelar oleh sejumlah denominasi, seperti: Armenia, Katolik, dan Ortodoks. Hal itu selalu memberikan keuntungan besar pada perekonomian kota. Sektor pariwisata menyumbang 70 persen dari pendapatan tahunan kota.

Parade Natal dilakukan aggota band pramuka Palestina melalui Manger Square di sekitar lokasi Gereja Kelahiran Yesus pada 24 Desember 2021 (foto: AP)

 

Meskipun tidak bisa menjumpai kemeriahan perayaan Natal, namun menurut Haniyeh, ibadah Natal tetap akan berlangsung. Termasuk pertemuan tradisional yang dihadiri para pemimpin gereja dan misa tengah malam.

”Bethlehem merupakan bagian penting dari komunitas Palestina. Pada misa tengah malam tahun ini, kami akan berdoa untuk perdamaian. Pesan perdamaian yang juga merupakan pesan yang dibawa Yesus Kristus saat kelahiran-Nya,” katanya.

Penabur/end

 

Posting Komentar

0 Komentar